Diantara sumpah serapah,
tawar menawar atau gelak tawa keriangan
tawar menawar atau gelak tawa keriangan
Magic mushroom,
berkaleng-kaleng sisa soda,
botol bir, alkohol murah,
arak Bali, habis ditegak lalu tergeletak, berserak
berkaleng-kaleng sisa soda,
botol bir, alkohol murah,
arak Bali, habis ditegak lalu tergeletak, berserak
Saat peluk bertemu peluh,
bibir bertemu bibir,
kecup mesra,
geliat penuh gairah
Sepasang kaki saling berkait menopang dua tubuh yang merapat erat,
raga limbung
Karna bukan pantai yang kucari
Saat hinggar bingar musik meraung dari satu club ke club lain,
lounge ke lounge lain,
bar ke bar lain,
terpantul saat kaki melangkah ke tepian pasir kotor,
seperti memutar saluran radio,
mencari selera yang tepat,
lagu yang sesuai kemudian bosan dan kelabilan jati diri membuat jemari terus memutar,
memutar,
mencari dan mencari
Tubuh-tubuh putih, coklat, kuning bahkan hitam,
dengan berbagai bentuk,
berbaur,
layak jiwa-jiwa tersesat,
enggan untuk kembali
Ombak memang indah, deburnya memanggil;
"Hei, aku sungguhlah misteri!"
"Hallo, aku amatlah berseri!"
Diantara papan-papan surfing yang menancap kokoh,
berpayung daun pohon kelapa rindang:
"Hello, sir, surfing?"
"Hi, miss, selancar?"
Warna-warni cat silau, berkilau ditimpa sinar matahari,
pagi,
siang,
petang,
menantang
"Hello, miss, surfing?"
"Hi, mister, selancar?"
Beli berkulit terbakar,
berdada bidang,
otot merangsang,
menawarkan jasa
One piece, two pieces,
bicycle pants, tank top,
sampai baju lengkap, kaos dan celana pendeknya
Gerah, gerah, gerah lalu basah, basah, basah
Nude, dimana nude?
Disini telanjang sudah dilarang
Sayang....
Haaaahhhhhhh
Sayang,
karena bukan pantai yang kucari,
maka itu semua hanya omong-omong,
sampah,
kosong.
Kuta beach, Oct 15, 2013, 3.45 a.m
bibir bertemu bibir,
kecup mesra,
geliat penuh gairah
Sepasang kaki saling berkait menopang dua tubuh yang merapat erat,
raga limbung
Karna bukan pantai yang kucari
Saat hinggar bingar musik meraung dari satu club ke club lain,
lounge ke lounge lain,
bar ke bar lain,
terpantul saat kaki melangkah ke tepian pasir kotor,
seperti memutar saluran radio,
mencari selera yang tepat,
lagu yang sesuai kemudian bosan dan kelabilan jati diri membuat jemari terus memutar,
memutar,
mencari dan mencari
Tubuh-tubuh putih, coklat, kuning bahkan hitam,
dengan berbagai bentuk,
berbaur,
layak jiwa-jiwa tersesat,
enggan untuk kembali
Ombak memang indah, deburnya memanggil;
"Hei, aku sungguhlah misteri!"
"Hallo, aku amatlah berseri!"
Diantara papan-papan surfing yang menancap kokoh,
berpayung daun pohon kelapa rindang:
"Hello, sir, surfing?"
"Hi, miss, selancar?"
Warna-warni cat silau, berkilau ditimpa sinar matahari,
pagi,
siang,
petang,
menantang
"Hello, miss, surfing?"
"Hi, mister, selancar?"
Beli berkulit terbakar,
berdada bidang,
otot merangsang,
menawarkan jasa
One piece, two pieces,
bicycle pants, tank top,
sampai baju lengkap, kaos dan celana pendeknya
Gerah, gerah, gerah lalu basah, basah, basah
Nude, dimana nude?
Disini telanjang sudah dilarang
Sayang....
Haaaahhhhhhh
Sayang,
karena bukan pantai yang kucari,
maka itu semua hanya omong-omong,
sampah,
kosong.
Kuta beach, Oct 15, 2013, 3.45 a.m
No comments:
Post a Comment