Jiwaku, jiwa yang bebas.
Bebas ingin terbang,
Melangkah ke 'dunia-dunia' yang tak pernah aku jejakkan sebelumnya.
Jiwaku, jiwa yang bebas.
Hingga jika kaki-pun terpasung, kumau hanya aku si pemilik kuncinya.
Jika sang malam terlelap terpejam,
Bisa kubebaskan juga derap jinjit langkah kecilku.
Menari-nari bersama si burung hantu,
bernyanyi dengan si 'kesunyian'
bersoneta dengan si 'pencuri'.
Jiwaku, jiwa yang bebas.
.. dan ketika ketiganya berbisik, 'kami sudah mengantuk',
hanya pada kerdip bintang aku mengadu,
"Aku masih ingin bermain!"
Tapi bintang hanya berikan satu pantulan cahaya, lalu hilang.
Kemudian aku mencari bulan, tapi bulan sembunyi dibalik awan.
Kemarin tlah lelah ia menemaniku.
Jiwaku, jiwa yang bebas,
terus berjingkat ku-merdeka-kan hasrat ini,
terus mencari celah-celah dunia baru, perlahan,
bahkan waktu pun tak tau, kemana aku ingin bergulir.
Hingga ketika surya mulai berdegup, dentumnya seperti suara lonceng,
bilakah aku kembali?
Pada pasung kembali kusematkan raga ini, jiwaku kembali pada tuannya.
(a meteor shower, 22 April 2013)
No comments:
Post a Comment