aku melihatmu pada hujan sore tadi
deras, kuat, singkat dan menenangkan
dinginnya menyadarkan tanah basah yang merindu,
datang tiba-tiba, tanpa gelegar petir, tanpa mendung berlama-lama,
tanpa awan hitam merayu cakrawala
lalu gersang sekian lama sirna seketika
dahaga dahan-dahan pohon, ranting rerumputan, bunga-bunga dan pucuk buah ranum
terpuaskan tetesan air surgawi
mereka bersorak, menari,
berjingkrakan tertawa-tawa merangkul bau tanah di bahunya
hujan sore, telah lama sekali tidak singgah,
sesaat melintas memahat senyum di bibirku, merona di garis pipiku
kau mengukir pelangi, pancaran ragawi dan sanubari,
sumber segala sumber bahagia
singkat pun tidak pernah mengecewakan, sungguh manis dikenang sesekali
sepertinya aku telah melihatmu pada hujan sore tadi
Aku sudah cerah....
Jakarta di awal September 692017
deras, kuat, singkat dan menenangkan
dinginnya menyadarkan tanah basah yang merindu,
datang tiba-tiba, tanpa gelegar petir, tanpa mendung berlama-lama,
tanpa awan hitam merayu cakrawala
lalu gersang sekian lama sirna seketika
dahaga dahan-dahan pohon, ranting rerumputan, bunga-bunga dan pucuk buah ranum
terpuaskan tetesan air surgawi
mereka bersorak, menari,
berjingkrakan tertawa-tawa merangkul bau tanah di bahunya
hujan sore, telah lama sekali tidak singgah,
sesaat melintas memahat senyum di bibirku, merona di garis pipiku
kau mengukir pelangi, pancaran ragawi dan sanubari,
sumber segala sumber bahagia
singkat pun tidak pernah mengecewakan, sungguh manis dikenang sesekali
sepertinya aku telah melihatmu pada hujan sore tadi
Aku sudah cerah....
Jakarta di awal September 692017
No comments:
Post a Comment