Sebuah kejadian lucu di hari yang (cukup) melelahkan. Pada suatu interview kerja, ditengah-tengah sesi seorang panel bertanya; "bagaimana kamu tahu kalau kamu tidak tahu?" Kontan mendengar pertanyaan tersebut sang kandidat langsung terpicu esmosinya. Sepertinya kata-kata yang ditangkap jelas terlebih dahulu adalah kata terakhir - 'kamu tidak tahu' plus mendengar nada si panel yang punya intonasi cukup tinggi (kewajaran dalam sesi interview saat kandidat dikondisikan pada situasi dalam tekanan, sengaja atau tanpa sengaja). Reaksi dalam bentuk pembelaan diri atas pertanyaan tadi serta merta mewarnai jawaban2 si kandidat.
Saya tidak heran kalau ia bereaksi seperti itu, mungkin juga karena memang si kandidat belum pernah mendengar 4 konsep tahu dan tidak tahu (pembelajaran tentang pemahaman diri sendiri paling membekas dari mantan bos 9 tahun yang lalu), mungkin juga karena ia terburu-buru mengidentifikasi sebuah pertanyaan. Mungkin juga ada faktor-faktor lain yang memicu kandidat bereaksi seperti itu. Banyak kemungkinan (bukankah selalu seperti itu?) Endingnya, sisa waktu dari sesi interview tersebut jadi sia-sia buat si kandidat karena sudah di-drive oleh emosinya sendiri, kesal sendiri sehingga tidak fokus lagi. Alhasil skill, pengalaman dan informasi yang seharusnya bisa digali lebih dalam malah gak keluar sama sekali. Saya cuma bisa senyam-senyum geli sendiri melihat tahapan demi tahapan perubahan situasi tersebut terjadi. Menakjubkan! Pelajarannya? Mohon disimpulkan sendiri yah supaya konsep tahu dan tidak tahu tadi ada hikmahnya. Kurang jelas boleh kontak saya secara pribadi. Terms and conditions apply.
Margasatwa, 9/8/2017
No comments:
Post a Comment