Kegiatan baru saya setiap Selasa dan Kamis adalah latihan yoga. Saya cari tempat yang cukup dekat dengan rumah bahkan sangat, alasannya sederhana saya ingin melakukan kegiatan yang biasa saya lakukan tanpa meninggalkan anak-anak saya terlalu lama. Kegiatan ini baru saya mulai minggu kemarin, tepatnya hari Kamis. Sebuah papan bertuliskan 'Ada Kelas Yoga' lengkap dengan nomer telpon saya lihat sudah sejak lama di depan bangunan menyerupai ruko tersebut. Sayangnya saat saya telpon si pemilik nomer bilang bahwa kelas yoga baru akan dimulai kembali setelah lebaran usai. Adalah seorang ibu pemilik tempat fitnes yang juga penyelenggara yoga tersebut. Ia bilang kepada saya kalau dia hanya butuh teman latihan meskipun sudah ada beberapa peserta yang ikut kelas tersebut. Maklum dia memanggil instruktur secara privat sehingga semakin banyak orang, uang iurannya semakin murah dan karena lantai dasarnya kosong, kami tidak dikenakan biaya sewa apapun, cukup patungan membayar instrukturnya serta membawa matras masing-masing, begitu tepatnya.
Kamis yang lalu saya datang. Hanya sebentar saya bertemu si ibu tersebut, dia tidak latihan hari itu, hanya memenuhi janji yang kami buat lewat telepon. Dia tidak panjang lebar menerangkan apapun hanya menginformasikan bahwa hari ini instrukturnya laki-laki dan karena ia tidak ada, saya bisa langsung memberikan iurannya langsung pada instruktur yoga tersebut, cukup hanya iuran hari itu saja. Pagi itu hanya 2 orang yang datang latihan serta sang instruktur tentunya. Ia menanyakan apakah saya sudah pernah ikut yoga sebelumnya, saya menjawab pernah. Kemudian dia berbicara sekilas singkat tentang yoga dan jenis yang dia ajarkan. Perfect! Ternyata sama persis dengan jenis yang sering saya lakukan. Mulailah latihan itu. Sekitar 75 menit kami latihan entah mengapa saya yakin sekali bahwa instuktur yoga tersebut bukanlah instruktur yoga yang sesungguhnya. Ada beberapa alasan yang membuat saya berpikir seperti itu selain dari beberapa gerakan yang tidak pernah saya lihat dalam jenis yoga manapun (saya juga pernah mencoba beberapa jenis lainnya) sampai pada cara instruktur tersebut memberi contoh gerakan - tidak satu istilah dalam yoga pun yang ia lafalkan, contoh paling sederhana tidak ada posisi down dog, jangankah istilahnya, gerakannnya saja tidak ada. Selesai latihan sang instruktur memberi informasi untuk membawa sepatu olahraga minggu depan karena beliau akan memulai latihan dengan sedikit gerakan low impact agar latihan yoga tidak membosankan. Membosankan katanya? Bisakah ini saya jadikan alasan berikutnya? Saya mencoba memancing reaksi yang sama pada sesama rekan latihan setelah sang instruktur pulang terlebih dahulu, sayangnya dia bilang baru mulai ikut latihan empat bulan yang lalu dan tempat ini adalah tempat pertamanya dengan instruktur yang sama. Hari itu saya diam saja, saya orang baru, pikir saya. Jangan mengacau. Mudah-mudahan ada instruktur lainnya, hibur saya dalam hati.
Tadi adalah latihan kedua saya. Dengan rekan yang sedikit lebih banyak. Instruktur kami datang terlambat 30 menit lamanya. Lagi-lagi saya mencoba menganalisa situasi. Bukankah dalam yoga, kedisiplinan juga merupakan ajarannya? Ah, mungkin ada sesuatu yang tidak bisa dihindari di pagi hari, suara lain beropini di kepala saya. Kemudian sang instruktur datang, meminta maaf dengan alasan macet. Oke, baik, itu alasannya, selesai. Saya mencoba perpikir positif dan berkonsentrasi pada ruang dan gerak karena itu juga yang diajarkan dalam yoga. Kami mulai dengan apa yang disebut low impact oleh sang instruktur yang secara umum saya asumsikan adalah gerakan dalam aerobic. Tak tanggung-tanggung awal latihan hari ini dimulai dengan musik aerobic yang selalu hingar bingar dan selalu mengingatkan saya pada diskotik-diskotik di wilayah kota. Sang instruktur dengan fasih bergerak kesana-kemari dengan sangat lincah. Kemudian dilanjutkan dengan apa yang sang instruktur sebut dengan latihan yoga, tak jarang saya mencibir dalam hati sambil bergumam yang tentunya dalam hati juga; "Eh, gerakan apaan sih ini?!" Mungkin tanpa saya sadari saya sedikit kesal. Lagi- lagi tadi saya hanya diam membisu, saya masih berstatus orang baru. Lalu saya pulang. Hanya 5 menit saya sudah sampai di rumah.
Malam ini saya tidak bisa tidur, tidak tenang. Entah mengapa saya merasa dibohongi. Saya merasa sang instruktur sudah membohongi mereka semua atau mereka memang sudah tahu dengan kenyataan bahwa si instruktur bukanlah instruktur yoga yang sesungguhnya - saya tidak mau mengucapkan kata gadungan karena lagi-lagi banyak suara-suara di otak saya dengan opininya masing-masing. Sekilas saya membayangkan wajahnya yang licik sambil berkata; 'Huh, dasar perempuan-perempuan bodoh! Disuruh mengikuti gerakan ini itu mau saja, padahal gerakannya saja saya tidak mengerti!', lalu ia tertawa. Oh, tidak, visualisasi apa ini? Mungkin dia masih dalam tahap belajar dan jam terbangnya belum banyak (saya juga tahu bahwa untuk menjadi seorang instruktur yoga dibutuhkan persyaratan jam terbang atau maksudnya ada jumlah jam latihan/mengajar yang harus terpenuhi). Tapi jika masih belajar kenapa tidak ada satu istilah pun dalam yoga yang dilafalkan seperti instruktur yoga awal pada umumnya? Gerakan-gerakannya juga aneh. Tapi lagi-lagi saya tekankan bahwa saya tak ingin mengacau. Dugaan saya ialah sang instruktur adalah instruktur aerobic yang menjelma menjadi instruktur yoga dadakan. Sudahlah! Jangan-jangan kalau saya bilang pada si ibu pemilik tempat ini nantinya si instruktur tersebut diberhentikan, bagaimana kalau ia sakit hati? Bagaimana kalau ternyata mata pencaharian utamanya termasuk mengajarkan kami yoga? Saya menghilangkan rejeki orang karena keidealisan saya! Ah, mungkin malah nanti saya bisa dibenci rekan latihan lainnya karena sok menggurui tentang apa yang seharusnya dilakukan seorang instruktur yoga. Bisa juga saya yang tidak boleh ikut karena sok idealis? Atau malah mereka berterima kasih dan mencari instruktur yoga yang tepat? Tetapi nanti jadi lebih mahal, mungkin untuk saya tidak, bagaimana dengan ibu-ibu yang lain? Jangan-jangan karena mahal mereka jadi berhenti? Toh yang penting bagi mereka ada latihan olah raga, bergerak dan ada keringat yang keluar, tidak peduli dibohongi atau tidak, tidak peduli itu yoga beneran, yoga campur sari atau yoga gandasturi. Kenapa saya harus memusingkan hal itu? Lambat laun pasti saya juga akan membiarkan hal-hal sepele tersebut ada, toh ini adalah latihan yang paling dekat dengan rumah, murah juga. Mau itu yoga asal-asalan atau yoga-aerobic atau apalah yang pasti waktu yang saya pergunakan sangat efektif. Saya tidak tahu bagaimana dengan yang lainnya yang saya sadari saya memerlukan semua keuntungan itu secara pribadi. Sehingga ketika pada akhirnya saya menutup mata dari semua itu, salahkah saya? Apakah benar latihan yoga bisa membawa ketenangan batin dan pikiran? Lalu mengapa latihan ini membuat hati saya tidak tenang? Bahkan untuk hal-hal yang sepele seperti itu? Apa yang harus saya lakukan? Saya masih mencari jawabannya.
No comments:
Post a Comment