Wednesday, September 23, 2015

Menabung Sabar

Sudahkah kau tabung sabar?
Bukan untuk hari tuamu, tetapi bagimu sepanjang hari,
waktu-waktu yang kau selalu impikan menjadi baik, indah dan penuh harapan
Bayarkan padanya ketika hidup terasa berat,
amarah meledak-ledak, air mata dan tangis membludak,
lidahmu kelu, suara tercekat,
dan kau sulit untuk mengelak,
maka bayarlah dengan sabarmu
Jangan tanggung-tanggung, keluarkan yang kau punya

Sudah berapa banyak tabungan sabarmu?
Niscaya itu terpakai, tidak akan sia-sia tidak juga terbuang percuma,
bisa juga kau pinjamkan pada yang lainnya,
tetapi jangan harap dikembalikan berlipat ganda,
diterima saja sudah cukup,
belum tentu juga semua orang menabungnya
Setelah itu bisa kau bilang padanya,
mari, mulailah kau menabung!

Pagi itu kulihat kau bertindak tak seharusnya
Apa kau kehabisan kesabaran tunai?
Mengapa tak kau isi banyak-banyak pada celah batinmu?
Atau kau meninggalkannya di rumah?
Ya sudahlah,
kupikir aku bisa mengantarmu mengambilnya,
tempat dimana kau menabungnya
Jaraknya tak pernah jauh,
sejengkal jemari anak seumuran empat lima tahun,
sedangkal dasar sungai bertemu sumber mata airnya

Jika kau bertemu dengannya lagi,
bisa kau tanyakan padanya,
sudahkah ia menabung sabar?
.. dan tak perlu lagi ia berkeluh kesah bahwa sabar ada batasnya

No comments: