Katakan saja Tuhan memilih ketika memberikan
kesempatan kedua. Antara dosa-dosa yang berderap-derap di malam hari, atau bisik-bisik
kasak kusuk di siang dan senja kala si upik mengais selokan berjeruji
Bukankah sudah kau
pinjam ratusan jiwa untuk menikmati cakrawala?
Saat kau mendulang nista di ujung-ujung jalan
temaram atau di gedung-gedung terang benderang demi memintal sepasang jubah
penutup tubuh, benangnya terbuat dari berlian Timur Tengah
Katakan saja Tuhan memilih ketika memberikan kesempatan
kedua. Karena bola matamu mampu membungkam suaraku, suaranya dan mereka, pembantaian
masal!
Kau menimbun garis nadi pria-pria kuat yang bekerja
dengan alat dengkul, urat janda-janda pahlawan pejuang kebangsaan dan ari-ari manusia
muda yang belum mencerna apa itu arti kata merdeka.
Harapan semu serta merta digodok
dalam beliung bertaji janji-janji surgawi
Kau mulai menyanyi, menari dan mendongeng tentang
kesedihan, kepedihan sebuah kemiskinan, menjualnya dengan setengah harga pada
si kaya dan penguasa yang tak lagi membaca buku atau melihat pertunjukan
bermutu.
Minggir! Ini jalan bukan untuk pengemis gembel! Aku
datang ada perlu denganNya
Katakan saja Tuhan memilih ketika memberikan
kesempatan kedua,
pastinya bukan untukmu
No comments:
Post a Comment