Tuesday, November 17, 2020

Bahasa Sansekerta

Jangan salah mengartikan bahasa Sanskerta. Kumpulan kata atau bahasa Sanskerta lewat tradisi Hindu sering disalahartikan dan dikaitkan dengan hal-hal atau ilmu-ilmu yang bersifat gaib/mistis. Lagi-lagi kata gaib dan mistis juga memiliki konotasi tersendiri pada pengertiannya. Memanglah manusia umumnya sering kali memiliki proyeksi tertentu ketika dihadapkan pada pengetahuan lain. Ada sekat-sekat yang dibangun secara otomatis oleh sistem otak limbic kita untuk berusaha menyortirnya berdasarkan apa yang sudah tersimpan sebagai pengetahuan/ilmu mendasar atau pribadi. Tetapi belajar apapun memanglah tidak ada yang singkat atau sekedar instan. Seperti seorang bayi yang mulai belajar mengeja sampai menyimpan kata dan bahasanya begitu pula sebaiknya kita yang sudah dewasa. Being novice ~ istilah mantulnya 🥰


Berikut sedikit kata/bahasa Sansekerta yang sering beredar luas di sekitar kita dan baik juga untuk diketahui makna mendalamnya terlepas dari makna populer yang telah diadopsi secara umum ☺️💡🙏


SAKTI dari śakti (√śak) berarti mampu, cakap, kuat; kemampuan; energi, daya. Karena kekuatan atau energinya itu, seseorang yang śakti mampu menundukkan, mengendalikan dirinya. Perempuan juga disebut śakti (energi dalam diri) karena mengandung & melahirkan anak perlu kekuatan besar. Setiap manusia memiliki esensi sakti dalam dirinya masing-masing.


(SAKTI) MANDRAGUNA dari mandra-guṇa berarti memiliki sifat/kualitas (guṇa) yang bagus, menawan, menyenangkan (mandra). Mencapai kualitas ini tidaklah mudah. Ke-śakti-an, kemampuan (keahlian) kita perlu selalu diasah. Tidak berhenti pada suatu titik dan menetap selamanya. 


TAPA sering diartikan pergi ke gunung, gua, menyepi. Asalnya dari √tap = memanaskan. Seperti ketika sedang memanaskan air, sedikit demi sedikit suhunya naik hingga suatu saat mendidih. Tapa adalah segala bentuk disiplin, fokus - mau di gua atau di sekolah dsb untuk meningkatkan diri dan kedisiplinan.


SEMEDI atau SEMADI juga sering dipahami seperti bertapa. KKBI pun mengartikannya sebagai pemusatan pikiran dan perasaan, meditasi. Padahal Semedi atau Semadi (samādhi) adalah buah dan hasil dari berlatih meditasi itu sendiri yaitu terjadinya keseimbangan diri sehingga kita tidak terombang-ambing suka-duka kehidupan. Dalam kondisi apapun manusia menemukan ketenangan diri, tidak mudah bereaksi (terutama reaksi-reaksi negatif) atau galau dan baperan dalam bahasa gaulnya 🤭


KARMA. Mereka bilang; "Biar aja nanti kena karmanya!" Kita mengungkapkan hal itu sebagai pengertian bahwa Karma adalah balasan, padahal karma berarti tindakan, perbuatan. Setiap karma, tindakan, aksi akan selalu diikuti oleh phala (buah) -pahala, hasil, reaksi, konsekuensi. Karma tidak selalu (punya konsekuensi) jelek, ada juga yang (konsekuensinya) baik, diharapkan dan indah. 


MOKSA sering dianggap hilangnya badan entah ke mana. Mokᚣa adalah 1 dari 4 tujuan hidup manusia yg perlu dicapai dalam kehidupan ini tidak menunggu mati. Dari √muc, mokᚣa berarti bebas - pembebasan, merdeka dari keterikatan dan kemelekatan sehingga tidak lagi menjadi budak nafsu, keinginan dsb atau bebas secara umum. Keinginan mencapai 'moksa' bukanlah sekedar 'pergi' atau melarikan diri dari dunia. Mereka yang sudah moksha malah sengaja "turun" ke dunia utk membantu perkembangan makhluk-makhluk lainnya. Mereka tdk naik-pergi (ascending), tetapi turun (descending). Itulah makna kata avatāra - ia yg turun.


MANTRA bukan sekadar jampi-jampi yg diucapkan dukun atau pawang seperti kata KBBI. Man-tra berarti instrumen (tra) pikiran (man) yg digunakan utk membantu kita mengendalikan pikiran. Menyatukan instrumental yang ada di alam semesta dengan apa yang berusaha terus menerus kita pikirkan (lewat mantra). Hal tersebut akan secara perlahan-lahan dan kemudian menjadi otomatis menciptakan kondisi pikiran yang tenang dan terkendali yang membuat kita śakti, mampu mengatasi masalah yang dihadapi dalam keseharian.


Satu kata punya seribu makna, memaknainya hanya perlu rasa yang baik dari dalam diri kita masing-masing. Menggali sebuah pengertian terhadap bahasa juga merupakan upaya diri memahami sesama 🤗💐🙏


Sumber: Made Harimba

No comments: