Hujan turun seperlunya
Sekarang sudah berhenti
dan aku masih saja menyesali tetesan air yang meresap terlalu lama dalam belukar belantara itu
Dapatkah ia memberi nafas pada pohon lelah yang sudah mengakar?
Hujan, jangan kau diam..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sensasi keakuan menyingkap pagi,
dia seharian sudah di situ
menyusun sisa dongeng semalam
memintal benang-benang khayal
Berbisik merayu kantuk,
"jangan pergi, biarkan aku memelukmu."
Langit salah tingkah,
mata tersipu, pipinya merona
Seindah itukah bintang semalam berkedip?
522018 12.27
Sekarang sudah berhenti
dan aku masih saja menyesali tetesan air yang meresap terlalu lama dalam belukar belantara itu
Dapatkah ia memberi nafas pada pohon lelah yang sudah mengakar?
Hujan, jangan kau diam..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sensasi keakuan menyingkap pagi,
dia seharian sudah di situ
menyusun sisa dongeng semalam
memintal benang-benang khayal
Berbisik merayu kantuk,
"jangan pergi, biarkan aku memelukmu."
Langit salah tingkah,
mata tersipu, pipinya merona
Seindah itukah bintang semalam berkedip?
522018 12.27
No comments:
Post a Comment